Jumat, 22 Januari 2016

EKSOTISME BANDA


Kalau bicara soal Indonesia bagian timur, banyak orang pasti akan langsung menyebutkan Flores, Labuan Bajo, Komodo, Ora, ataupun Raja Ampat. Enggak banyak yang tahu Banda Neira. Padahal keindahannya boleh sandingkan dengan tempat-tempat yang sudah disebutkan sebelumnya.
Banda Neira bukan sekedar perkampungan biasa yang terletak di Pulau Banda, Maluku. Banyak banget hal yang bisa kamu lakukan disini. Mulai dari wisata budaya sampai wisata alam semuanya ada.
Kamu bisa lakukan wisata sejarah sekaligus budaya dengan bertandang ke Benteng Belgica, Benteng Nassau, Istana Mini, dan bangunan-bangunan kolonial yang biasanya ada di ruas jalan yang sama. Karena pernah jadi basis pertahanan tentara VOC, kamu akan banyak temui gaya bangunan khas Belanda disini. Ancient place gitu deh (bintang.com)
Benteng ini awalnya adalah benteng milik Portugis yang didirikan sekitar tahun 1611. Namun setelah Portugis keluar dari Banda, Belanda mengambil benteng ini untuk menjadi tempat VOC dalam mempertahankan monopoli perdagangan rempah-rempah di Maluku.
Di sini, pengunjung bisa melihat rumah Bung Hatta selama dalam pengasingan di Banda Neira tahun 1937. Masuklah ke dalam untuk melihat kamar tidur Bung Hatta serta barang-barang peninggalan dan meja-kursi tempat Bung Hatta mengajar. Meski terlihat berdebu, meja, kursi dan papan tulis peninggalan Hatta masih terlihat di kamar belakang.
VOC membangun kota Banda Neira dengan mendirikan bangunan istana bernama Istana Mini Neira. Istana tersebut berfungsi sebagai tempat tinggal Gubernur VOC. VOC lebih dahulu membagun istana ini setahun sebelum pembangunan Istana Merdeka di Batavia atau Jakarta.

"Rumah Budaya Banda Neira"

Letak Rumah Budaya Banda Neira tepat di depan Delfika Guest House. Di Rumah Budaya ini terdapat berbagai catatan sejarah. Barang-barang peninggalan VOC berupa berbagai jenis meriam, keramik Tiongkok, mata uang, serta beberapa lukisan mengenai situasi pada zaman tersebut.
Yang mencolok adalah di ruang utama museum tergantung sebuah lukisan raksasa yang menceritakan pembantaian orang-orang terpandang di Banda tahun 1621. Mereka biasa disebut dengan orang kaya, dan pada masa itu mereka ditawan oleh VOC lalu dibawa ke Benteng Nassau. Di depan anak istri serta keluarganya, semua orang kaya di Banda tersebut dibunuh secara kejam oleh para samurai dari Jepang yang disewa VOC.
Dalam buku "Sejarah Banda Naira" yang ditulis Des Alwi ditulis penuturan saksi mata, Letnan Laut Nicols van Waert mengenai peristiwa yang terjadi pada 8 Mei 1621 itu
"Keempat puluh tawanan digiring ke dalam benteng (Fort Nassau) yaitu kedelapan orang kaya yang paling berpengaruh, mereka dituduh sebagai pemicu kerusuhan, yang lainnya digiring bersama-sama bagaikan sekawanan domba. Sebuah kurungan bambu berbentuk bulat dibangun di luar benteng, dan sambil terikat erat dengan tali dan dijaga ketat oleh para penjaga para tawanan itu dipaksa masuk(kompas.com)

"Port Nassau (Benteng Air)"

Sekitar tahun 1603, masuklah Bangsa Belanda dan membuat pertahanan dengan membangun "Port Nassau" atau benteng air sekitar tahun 1607 di atas pondasi bekas benteng yang dibangun Portugis.Pembangunan benteng air ini melibatkan 700 prajurit Belanda dan dipimpin Admiral Verhoef dibawah pemerintahan gubernur jenderal VOC yang opertama, Pieter Both.
"Boleh dibilang organisasi dagang Belanda atau VOC pertama kali juga dibentuk di Pulau Banda," katanya.
Dikatakan Port Nassau atau benteng air karena posisi bangunannya dikelilingi parit atau kanal-kanal air saat itu, meski kondisi sekarang sudah mengering.
Kepala Kecamatan Banda Naira, Kadir Sarilan menjelaskan, saat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sedang melakukan pemugaran tahap pertama terhadap benteng air tersebut dengan menggunakan APBN senilai Rp1,316 miliar.
Dari Port Nassau, Kolonial Belanda di bawah perintah Gubernur Jenderal Pieter Both dan dilanjutkan dengan gubernur jenderal lainnya mulai mendirikan bangunan-bangunan antik lain bergaya Eropa antara lain istana mini dengan tiang pilar yang tinggi dan banyak, benteng Belgica yang berbentuk prisma, gereja, gedung pertemuan untuk kegiatan minum teh dan tempat santai para pejabat organisasi dagang Belanda VOC, baik sipil maupun militer. (suara.com)

"Benteng Belgica"

Benteng ini berbentuk segi lima. Di setiap sudutnya terdapat menara pengawas dengan jendela pengintai. Beberapa meriam pun mengarah ke laut untuk menghancurkan musuh-mush yang mendekat.
Benteng Belgica mampu menampung hingga 50 serdadu. Dari atas benteng, pemandangan Pulau Banda dan Pulau Gunung Api yang terletak di depannya, terlihat jelas. keunikan tersendiri dari benteng ini yaitu arsiteknya yang berbentuk gedung Penthagon di Amerika Serikat. Pemandangan matahari terbenam pun terlihat sangat cantik dari tempat ini. Terletak hanya 15 menit berjalan kaki dari pelabuhan Banda Naira, tempat ini wajib Anda datangi (travel.detik.com)
Karena posisinya yang strategis, sehingga dari sini pengunjung bisa melihat ke segala penjuru pulau. Kala itu keberadaan Benteng Belgica memudahkan VOC mengawasi kapal-kapal yang keluar masuk Banda.
namun apabila dilihat dari semua penjuru niscaya hanya akan terlihat 4 buah sisi. Konstruksi benteng terdiri atas dua lapis bangunan dan untuk memasukinya, pengunjung atau wisatawan harus menaiki anak tangga. Di bagian tengah benteng terdapat sebuah ruang terbuka luas untuk para tahanan. Di tengah ruang terbuka, pengunjung bisa melihat dua buah sumur rahasia yang konon menghubungkan benteng dengan pelabuhan dan Benteng Nassau yang berada di tepi pantai.
Tahun 1622 oleh JP Coen benteng ini diperbesar. Tahun 1667 diperbesar lagi oleh Cornelis Speelman. Berikutnya Gubernur Jenderal Craft van Limburg Stirum memerintahkan agar benteng ini dipugar dan menjadi markas militer Belanda hingga tahun 1860 (kompas.com).
"Rumah Prngasingan Bung Hatta"
Selain itu pengunjung juga akan menemukan berbagai koleksi peninggalan Bung Hatta seperti kaca mata tua, kemeja sederhana, dan surat-surat dari sang Bunda. Di dinding bangunan terpajang foto-foto Bung Hatta dan tokoh-tokoh nasional lainnya yang sudah mulai kusam (kompas.com)

"Istana Mini"

Istana Mini Neira menjadi satu-satunya bangunan besar dan indah saat itu di kawasan ini. Di depannya terhampar pantai biru yang jernih dan Pulau Banda Besar. Di sekitar Istana Mini dibangun rumah-rumah berukuran besar sebagai tempat tinggal dari petinggi orang Eropa yang datang ke Banda. Berjalan kaki atau bersepeda di Banda Neira ibarat menelusuri jalan-jalan di Eropa karena banyaknya bangunan beraksitektur Eropa (kompas.com).

"wisata bawah laut banda"

Banda adalah pulau yang sangat sempurna dan cocok untuk dijadikan arena menyelam, snorkeling atau bahkan jalan-jalan. Terletak kurang lebih 132 kilometer tenggara Ambon, ini adalah gugusan pulau terkecil yang sangat indah di ujung timur Indonesia. Dengan karang yang berwarna-warni akan menghipnotis Anda untuk tetap menikmati keindahan eksotis tersembunyi di balik air yang jernih.
Pulau ini adalah pulau yang sempurna untuk kegiatan menyelam, baik bagi para pemula maupun profesional sekalipun. Ke mana pun Anda pergi, Anda akan selalu menemukan keindahan, sejarah yang luar biasa, penduduk yang ramah, dan beberapa terumbu karang dunia yang beragam secara biologis.
Banda adalah surga bagi para penyelam yang datang dari seluruh dunia untuk menjelajahi beberapa tempat menyelam yang paling terpencil dan belum terjamah di dunia. Tunggu apalagi, segera berkemas dan jelajahi Pulau Banda Maluku.










Tidak ada komentar:

Posting Komentar